Senin, 11 April 2011

Hidup untuk hari ini

Hidup untuk hari ini

Tampak tidak ada yang istimewa dengan judul dimuka. Namun, jika kita mau memperhatikan lebih lanjut, ada dua hal yang sering kita lupakan terkait judul dimuka, yaitu bahwa kita (ternyata) cenderung untuk hidup dimasa lalu dan hidup untuk masa depan (sehingga melupakan bahwa hidup sesungguhnya adalah untuk hari ini). Ada sebagian orang yang hidup atau memilih hidup dalam bayang-bayang masa lalu, sehingga seluruh pemikirannya dipenuhi oleh kejayaan masa lalunya. Ia selalu berkhayal dan mengenang kembali kesuksesan masa lalunya, dan hal tersebut mewarnai hampir seluruh pembicaraannya. Kata-kata yang sering diucapkannya antara lain seperti
“Hai, apakah kamu tau bahwa aku dahulu pernah…bla-bla”
“Wah kalau hanya seperti itu saja, saya juga pernah, saya dulu kan pernah….”
“Apakah kamu sadar bahwa yang pertama kali melakukan hal itu kan Aku…..”
“Loh, kalian ini bagaimana? Itukan dulu ide dari Saya, sehinga semuanya jadi sukses seperti sekarang
Dan lain-lain yang berbau hidup di masa lalu, bukan hidup untuk hari ini.
Golongan kedua, adalah mereka yang hidup hanya untuk masa depan. Cirinya sederhana, pembicaraanya didominasi oleh khayalan dan cita-citanya dimasa depan.
“Oke, sekarang aku memang berantakan, namun lihat saja lima tahun lagi…”
“Mungkin saja kalian bisa tertawa, tapi lihat dua tahun kedepan..”
Mari kita introspeksi, digolongan manakah kita berada, golongan pertama atau kedua?
Apakah kedua golongan itu salah? Tidak juga, namun mari kita renungkan,.. apakah kita memiliki hari kemarin? Tidak, karena sudah lewat dan tidak mungkin terulang. Apakah kita memiliki hari esok? Belum tentu, karena apapun bisa terjadi sebelum ‘besok’ datang. Oleh karena itu, yang kita miliki adalah hari ini. Maka berbuatlah yang terbaik setiap saat. Karena sikap terbaik kita pada hari ini, akan mengantarkan kita ke tempat terbaik di masa depan (HW, 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar