Selasa, 22 Maret 2011

Social Entrepreneurship (part 1)

Mengapa Social Entrepreneurship? Mahluk apakah itu? Siapakah mereka? Apa hebatnya? Apa urgensinya? Mungkin beberapa pertanyaan itulah yang muncul dibenak pembaca ketika pertama kali melihat judul buku ini. Tentunya akan sulit untuk dapat menjawab rasa keingintahuan yang positif tersebut satu per satu. Namun demikian melalui uraian singkat berikut ini, penulis akan mencoba memaparkannya.
Pertama, kata entrepreneurship itu sendiri telah ‘terlanjur’ dikenal sebagai kata yang mengandung mejik, yang sangat identik dengan hal-hal positf seperti keberanian, ide, gagasan, peluang, inovasi, kreativitas, perjuangan tanpa kenal lelah, keunggulan, profit, laba, kesuksesan, kemandirian dan lain-lain. Sehingga wajar dan sah sekali jika kita mencoba mempelajari lebih lanjut mengenai entrepreneurship itu sendiri.
Lalu, mengapa perlu ada embel-embel ‘social’ segala? Menurut pribadi penulis, kata sosial itu sendiri juga sangat perlu untuk disikapi dengan benar. Kata sosial, dapat identik dengan masyarakat, sumbangan, charity, sukarela, kebermanfaatan untuk masyarakat, kebersamaan, kehidupan antar umat manusia, bekerja tanpa bayaran dan lain-lain. Positif? Ternyata tidak semuanya. Masih ditemukan diantara kita yang ketika mendengar kata sosial, pikirannya langsung mengarah pada hal-hal seperti sukerala, sumbangan, tidak dibayar dan lain-lain. Salah? Tidak juga, karena media, pemberitaan, kebiasaan telah membentuknya sehingga kata sosial memiliki makna yang super interpretatif dan super debatif.
Kemudian, bagaimana dengan social entrepreneurship[1]?. Secara sederhana (karena nanti akan dijelaskan di bab-bab selanjutnya) penulis mengartikan social entrepreneurship sebagai aplikasi teknologi kewirausahaan (murni/bisnis) untuk kebermanfaatan sosial. Oleh karena itu, penulis melihat bahwa terminologi kewirausahaan dan kebermanfaatan sosial adalah dua kata yang sangat spektakuler. Mengapa? Karena mereka dapat merangkum makna social entrepreneurship (paling tidak untuk saat ini) secara tepat dan mengesankan. Ini adalah gabungan dari dua hal positif, yang berpotensi menjadi lebih positif.
Social entrepreneurship adalah dorongan untuk membantu masyarakat melalui keterampilan berwirausaha. Social entrepreneurship adalah juga aktivitas yang ditujukan untuk mengatasi masalah sosial melalui aplikasi metodologi bisnis pada umumnya. Social entrepreneurship pada akhirnya adalah semangat altruisme yang tinggi untuk meringankan beban orang lain, yang operasional kegiatannya mampu dipenuhi sendiri tanpa harus bergantung pada lembaga donor, donatur, kontributor, penyumbang, atau apapun namanya.
Maka, mempelajari hal ihwal tentang kewirausahaan, paling tidak akan dapat membuka wawasan kita tentang apa yang sebenarnya dapat kita lakukan selama hidup di dunia, untuk bisa menghasilkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.


[1] Penulis sengaja tetap mempertahankan istilah Inggrisnya, untuk mengurangi kemungkinan penyempitan makna dari terminologi social entrepreneurship itu sendiri. Di Indonesia, sebagian kalangan masih menganggap bahwa entrepreneurship adalah buka toko, berdagang, berjualan dan semacammnya. Padahal makna yang dikandung oleh kata social entrepreneurship jauh lebih luas dari itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar